Mukaddimah Buku “SALAFI EKSTREM”
Mukaddimah Buku “SALAFI EKSTREM”
Mukaddimah
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, wahdahu laa syarikalah, lahul Mulku wa lahul Hamdu Yuhyi wa Yumitu wa Huwa ‘ala kulli syai’in Qadiir. Shalwatullah wa salamuhu ‘ala Rasulil mubin Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallim tasliman katsira. Amma ba’du.
Siapapun yang memiliki hati nurani, pasti bisa merasakan bahwa perselisihan itu berat, meletihkan, menguras energi. Apalagi perselisihan antar sesama Muslim, antar sesama aktivis dakwah, antar sesama elemen-elemen Islam. Sungguh, bukan akhlak terpuji dan bukan pula tanda kebenaran iman, dengan melazimkan diri selalu berselisih dengan sesama Muslim, berbahagia dengan pertengkaran, merasa jemu jika hari-hari tidak diisi dengan perseteruan. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari fitnah perselisihan yang membinasakan. Amin.
Namun suatu saat, keadaan memaksa kita untuk berselisih, menerjuni konflik pemikiran berkesinambungan, menunjukkan pendirian yang dipegang, serta membantah kesesatan dan kemungkaran. Semua itu diterjuni bukan hanya karena alasan-alasan khusus, tetapi dengan niatan menolong agama Allah sekuat kesanggupan. Perselisihan jelas sangat meletihkan, tetapi membiarkan Syariat Agama Allah menjadi bulan-bulanan manusia tidak bertanggung-jawab, akibatnya akan lebih meletihkan lagi. Pengaruh kesesatan pemikiran tidak hanya menimpa satu dua orang dalam satu generasi, tetapi ia bisa menyebar luas di tengah-tengah kaum Muslimin, lalu diwariskan dari generasi ke generasi.
Setelah menulis Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak (DSDB), saya berharap hal itu dipahami sebagai koreksi balik terhadap pihak-pihak tertentu yang sangat sering mengoreksi orang lain. Prinsipnya sederhana saja: “Siapa yang suka mengoreksi, maka dia juga berhak dikoreksi.” Itulah prinsip dasarnya. Namun, perselisihan itu ternyata belumlah usai, bahkan memunculkan kenyataan-kenyataan baru. Alhamdulillah atas pertolongan Allah ketika kita diberi kesempatan untuk menyampaikan koreksi kepada sebagian kaum Muslimin; dan alhamdulillah pula atas segala kenyataan kemudian yang harus terjadi. Setiap ketentuan-Nya, insya Allah menjadi takdir terbaik yang harus berlaku, atas diri saya, Anda, mereka, Ummat Islam, dan kita semua.
Kenyataan baru yang sangat terasa di masa-masa sekarang ialah munculnya pembelaan membabi-buta dari kalangan sebagian Salafi yang tidak menerima koreksi-koreksi yang ditujukan kepada mereka, termasuk koreksi yang muncul di DSDB I & II. Pembelaan itu dipublikasikan lewat internet. Ternyata, mereka membuat pembelaan-pembelaan yang sangat tidak manusiawi. Demi menolong kehormatan kelompok dan membela slogan-slogan yang dianggap sudah permanen, mereka menyebarkan tulisan-tulisan fitnah, provokasi, kedustaan, sarkasme, penghinaan, adu-domba, dan sebagainya. Menyaksikan perilaku seperti itu, sampai ada yang berkomentar, “PKI saja tidak bersikap seperti mereka!”
Bagi orang-orang itu (selanjutnya disebut Salafi ekstrem),[1] bisa jadi mereka merasa telah menunaikan jihad agung, meraih ghanimah pahala berlimpah, mencetak amal kebajikan menakjubkan, mendapat semerbak wangi puji-pujian, serta mencapai keridhaan Allah, Rasul, dan seluruh makhluk di bumi dan di langit. Tetapi dari keseluruhan sikap yang mereka tunjukkan, ia justru semakin menegaskan kesesatan pemahaman mereka selama ini. Semakin keras mereka menyerang, semakin teliti mereka melakukan tajassus (mencari-cari kesalahan), semakin terkuak kebathilan manhaj dan pemikirannya. Tidaklah “jihad” mereka bertambah gencar, melainkan semakin menelanjangi kehormatan dirinya sendiri.
Dari sisi lain, ada masalah besar yang harus dicermati. Para pemuda Salafi ekstrem itu, mereka telah melakukan permusuhan terhadap sekian banyak lembaga-lembaga dakwah Islam di Indonesia. Perkara inilah yang paling berat dan sangat riskan jika dibiarkan begitu saja.
Salah satu contoh, yaitu kebiasaan orang-orang itu menelanjangi aktivitas suatu lembaga Islam dan mencari-cari informasi seputar kehidupan para dai dan tokoh-tokoh Muslim yang concern dengan dakwah Islam. Setelah mendapatkannya, mereka susun semua itu dalam tulisan-tulisan terperinci, lalu disiarkan lewat internet, sehingga bisa dibuka oleh seluruh manusia di muka bumi. Cara seperti ini merupakan kemungkaran akbar, sebab mereka membuka rahasia-rahasia Ummat Islam di hadapan kawan dan lawan. Jika diketahui sesama Muslim, ia bisa merusak hubungan Ukhuwwah Islamiyyah; jika diketahui orang-orang non Muslim, mereka akan mendapat “ghanimah” informasi secara cuma-cuma.
Buku ini berjudul, “WAJAH SALAFI EKSTREM DI DUNIA INTERNET: Propaganda Menyebarkan Fitnah dan Permusuhan”. Sebagaimana judulnya, dalam buku ini saya mencoba membahas kemungkaran pemuda-pemuda Salafi ekstrem yang menyebarkan fitnah-fitnah berbahaya melalui media internet. Perbuatan mereka bisa disamakan dengan makar untuk merobohkan dakwah Islam.
Sebagai penulis, saya tidak mengharamkan kritik, bantahan, atau perdebatan yang bersifat ilmiah. Toh, setiap orang memiliki hak untuk berpendapat, dan diri saya sendiri tidak luput dari berbagai salah dan kekurangan. Adanya perdebatan yang sehat, saling mengemukakan argumentasi, dan menguji kekuatan dalil; tentu seperti itulah yang diharapkan. Insya Allah, kita akan merujuk setiap kebenaran yang ditopang oleh alasan-alasan kuat dan shahih. Alhamdulillah. Namun jika sudah menyangkut fitnah, permusuhan, dan makar terhadap dakwah Islam, tentu ia merupakan masalah lain yang perlu dihadapi dengan pendekatan berbeda.
Melalui buku ini saya ingin menasehatkan kepada para pengguna internet (netters), agar mereka menjauhi situs-situs internet yang penuh fitnah, dusta, dan permusuhan. Apa yang ada disana adalah tumpukan fitnah menyala-nyala. Anda jangan pernah sekali pun mempercayai tulisan-tulisan itu, meskipun hanya satu kalimat saja. Bahkan kalau mereka menyebut terjemah Al Qur’an, jangan langsung diterima, tetapi periksalah dulu ke terjemah aslinya. Nanti akan saya tunjukkan sebagian bukti-bukti, bahwa apa yang mereka tulis tidak bisa dipercaya. Hal itu juga berlaku terhadap tulisan dan media-media internet serupa.
Kepada para pemuda Salafi ekstrem, seperti Abu Abdillah Ibrahim, Abdul Hadi, Abdul Ghafur, dan lain-lain, saya ajak Anda kembali ke jalan yang lurus, berdakwah secara ihsan, meletakkan ilmu pada tempatnya, dan menghentikan segala provokasi keji yang sangat berat timbangannya di sisi Allah Ta’ala. Masih ada waktu untuk berbenah, sebelum ruh sampai di tenggorokan, sebelum matahari belum terbit dari Barat. Berhentilah dari memusuhi elemen-elemen dakwah Islam, mulailah hidup baru, membina kebajikan demi kebajikan, mengganti seluruh perbuatan-perbuatan fasid (merusak) yang selama ini dilakukan. Jika karena ketinggian hati, Anda semua enggan untuk berbenah atau bertaubat kepada Allah, maka ketinggian hati itu pula yang dulu membuat iblis dilaknati sampai akhir jaman.
Dan kepada kaum Muslimin yang diberi anugerah kemampuan, mohon manfaatkan kemampuan Anda untuk melindungi Ummat Islam dari merebaknya fitnah-fitnah yang menyebar dari situs-situs tercela itu. Jika mampu melakukan bantahan, bantahlah; jika bisa memberi nasehat, sampaikan nasehat; jika bersedia berdoa, doakan agar Allah menghentikan semua itu. Amin.
Terakhir, saya sampaikan ucapan terimakasih setulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan, penerbitan, dan penyebaran buku ini. Khususnya ucapan terimakasih kepada Penerbit AD DIFA’ Press dan jajarannya. Mohon dimaafkan atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada.
Semoga Allah menolong kita untuk meniti jalan yang diridhai-Nya, memaafkan dosa-dosa kita, serta memberikan kesyukuran atas berbagai kebaikan yang dikaruniakan-Nya. Semakin hari perilaku manusia semakin tidak terkendali, hanya pertolongan dan perlindungan-Nya yang bisa diandalkan. Ya Allah ya Rabbi, ringankanlah beban-beban kesulitan yang terpikul di pundak kami dan gembirakan hati kami dengan berita-berita menyenangkan tentang kemenangan agama-Mu. Amin Allahumma amin.
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Wa shallallah ‘alan Nabiy Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.
AM. Waskito.